Sebanyak 110 Program studi yang ada dalam lingkup Universitas Negeri Makassar (UNM) menjalin kerjasama dengan SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC).Kerjasama tersebut ditandai dengan Penyerahan MOU UNM – SEAMOLEC dan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) kedua bela pihak.
SEAMEO SEAMOLEC adalah sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan pendidikan terbuka dan pendidikan jarak jauh di Asia Tenggara.
Wakil Rektor I bidang Akademik, Prof Hasnawi Haris, mengungkapkan kerjasama ini merupakan pertama kalinya dilakukan secara kelembagaan dengan melibatkan 110 Prodi debgan lembaga Internasional.Dari 5 program yang dilakuan SEAMOLEC, UNM memilih fokus pada program yang ketiga yakni peningkatan pendampingan dan pengembangan pembelajaran daring.

“Bagaimana kemitraan prodi kita dorong untuk bekerja sama dengan lembaga internasional, ini pertama kalinya ada 110 perjanjian kerja sama yang kita lakukan secara kelembagaan, dari 5 program yang menjadi konsentrasi pengembangan pembelajaran daring oleh SEAMOLEC kami memilih yang ketiga yaitu peningkatan pendampingan dan pengembangan pembelajaran daring, ini bagian dari peningkatan kapasitas teman-teman dan seluruh pembiayaan ini dibiayai oleh SEAMOLEC,” jelasnya.
Direktur SEAMOLEC, R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph. D., mengungkapkan kerja sama ini merupakan bagian dari pemdampingan kepada lembaga-lembaga pendidikan mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di Asia Tenggara. berdasarkan analisis dan prediksi setelah pandemi pola-pola PJJ dalam beberapa aspek akan terus dilakukan karena mampu memberi efesiensi dan efektifitas dalam kegiatan akademik.
“Kami bermitra dengan berbagai lembaga pendidikan untuk membantu pendampingan, mungkin sebelum pandemi pendidikan jarak jauh (PJJ) itu terlihat belum terlalu urgent tapi setelah pandemi ini kita tidak punya pilihan untuk mengembangkannya, berdasarkan analisis dan prediksi setelah pandemi itu pola-pola PJJ dalam derajat tertentu akan terus dilakukan, karena dari sisi efektif dan efisiensinya membantu roda berjalaanya kegiatan akademik dan organisasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor UNM Prof. Husain Syam, mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya, kerjasama ini akan terus didorong dan tidak lanjuti.
“Saya tentu mengapresiasi karena kita semua telah melakukan langkah yang sangat baik, saya kira kerjasama ini hal yang selalu kita dorong dan tindak lanjuti sehingga ini bukan sekadar ber-MoU saja tapi kita bisa memberi manfaat dari kerjasama ini”.
Lebih lanjut, Prof. Husain Syam menjelaskan kerjasama ini sejalan dengan program yang telah di lakukan UNM baik sebelum dan saat pandemi, sebelu pandemi UNM telah membangun infrastkrutur ICT dan membuat kebijakan setiap dosen harus merancang pembelajaran 70% Luring dan 30% daring.
“kita tidak tanggung-tanggung mengeluarkan anggaran untuk urusan infrastkrutur ICT kita, selain itu sebelum pandemi saya sudah keluarkan kebijakan setiap dosen harus merancang pembelajaran 70% Luring dan 30% daring sehingga pas pandemi ketika full daring kita tidak kaget karena kita sudah mempersiapkan semuanya, saya kira kerjasama ini menghantarkan UNM untuk lebih mengglobal,” pungkasnya.