Tim LP2M UNM Terapkan Teknologi Pengolahan Limbah Ternak Menjadi Biogas dan Pupuk Organik di Desa Gattareng Kabupaten Soppeng

Tim dosen dari Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dan Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar (UNM) berhasil menerapkan teknologi digester untuk menghasilkan biogas dari limbah ternak sapi di Desa Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soopeng. Digester biogas yang dibuat merupakan tipe fix dome dengan kapasitas 4 m3 yang dapat melayani 1 hingga 2 rumah tangga peternak di Desa Gattareng. Penerapan Ipteks ini merupakan implementasi Program Kemitraaan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kemendikbudristek Tahun Anggaran 2021 bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UNM dan Desa Gattareng sebagai mitra. Tim pelaksana PKM LP2M UNM adalah: Bapak Dr. M. Ahsan S. Mandra, ST., MT. sebagai ketua, dan Dr. Eng Ismail, ST., MT. serta Amiruddin Hambali, ST.,M.Si . sebagai anggota tim.

Menurut Ketua Tim PKM, Dr. M. Ahsan S. Mandra, Penerapan teknologi ini sangat dibutuhkan karena mayoritas masyarakat peternak belum memanfaatkan limbah ternak yang dihasilkan sehingga berpotensi menimbulkan bau, pencemaran lingkungan dan peningkatan gas rumah kaca (GRK) dari gas metan limbah ternak apabila tidak dikelola dengan baik. Selain itu pemanfaatan biogas dari limbah kotoran sapi dapat mengurangi beban penggunaan bahan bakar gas LPG peternak. Biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan memasak sehari-hari sehingga dapat menghemat pengeluaran peternak yang umumnya masih menggunakan gas LPG untuk memasak.

Manfaat lainnya yaitu slurry atau ampas kotoran ternak yang dihasilkan dari proses pembuatan biogas dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman pertanian sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia petani yang ada di sekitar lokasi biogas. Penggunaan pupuk kimia saat ini juga merupakan permasalahan yang dialami oleh petani karena selain dapat merusak struktur dan unsur hara tanah apabila digunakan dalam jangka waktu yang lama, juga petani cukup terbebani dengan harganya yang relatif mahal dan kadang-kadang langka di pasaran.

Permasalahan yang dihadapi masyarakat terkait penerapan teknologi digester biogas ini yaitu investasi yang dibutuhkan untuk membangun instalasi digester biogas masih relatif mahal sehingga masyarakat masih merasa terbebani untuk membangun instalasi biogas secara swadaya. Oleh karena itu dibutuhkan peran pemerintah dan swasta melalui program pemberdayaan masyarakat desa yang menyentuh langsung permasalahan masyarakat yang dan juga peran swasta melaui bantuan CSR dapat mendukung penerapan teknologi biogas ini ke depannya agar dapat lebih massif diterapkan.

Harapan bapak ketua LP2M UNM, Prof. Dr. Ir. Bakhrani Rauf, MT., menyatakan kegiatan PKM ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk mendukung program Desa Mandiri Energi khususnya di Desa Gattareng dan di Kabupaten Soppeng pada umumnya. Selain itu merupakan bentuk sinergi LP2M UNM dengan Pemerintah Desa, melalui kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan dapat membantu memecahkan berbagai permasalahan yang ada di desa sehingga peran perguruan tinggi khususnya UNM dapat lebih dirasakan oleh masyarakat luas.

Menurut Bapak Kasman selaku peternak di Desa Gattareng menyatakan sangat terbantu dengan adanya program pembuatan biogas ini. “ Harapannya Program Kemitraan Masyarakat ini dapat terus terlaksana sehingga dapat membantu peternak mengurangi pengeluaran pembelian gas LPG untuk kebutuhan memasak dan sekaligus mendapatkan pupuk organik dari limbah slurry biogas untuk pertanian. Bapak Rappe S, selaku Kepala Desa Gattareng menyatakan bersyukur dan menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor UNM dan Bapak Ketua LP2M UNM Bapak Prof.Dr. Ir. H. Bakhrani Rauf, MT., Bapak Dr. M. Ahsan S. Mandra sebagai inisiator kegiatan ini, serta Kemdikbudristek yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ini,” pungkasnya.