Mahasiswa KKP Fakultas Psikologi, Prodi S2 Psikologi PPS UNM Adakan Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan Kerja sama Polda Sul-Sel

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober 2021, Mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Kepolisian Daerah Sulawesi-Selatan menginisiasi untuk menyelenggarakan Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan dengan Tema “Kesaktian Pancasila dalam Konteks Responsif Generasi Muda dengan Problem Kebangsaan”.


Kegiatan Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan ini bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, Program Pascasarjana Studi S2 Psikologi UNM dan Asosiasi Psikologi Islam Sulawesi Selatan. Adapun yang menjadi latar belakang dari kegiatan ini ialah berdasarkan kacamata sosial bahwa saat ini generasi muda bangsa Indonesia kurang memahami esensi daripada Pancasila. Generasi muda mengalami krisis kebangsaan (nasionalisme) akibat pengaruh ideology dari luar. Oleh karenanya penting untuk membangun psikologi kebangsaan bagi generasi muda melalui webinar yang diselenggarakan kali ini.


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 yang diselenggarakan secara luring di Gedung Ad Aula Lt 5 Pascasarjana UNM dan daring melalui zoom cloud meeting. Adapun peserta yang hadir pada kegiatan ini ialah kurang lebih 300 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Modul Nusantara, Mahasiswa Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi dan Pascasarjana UNM serta berbagai Perguruan Tinggi dan kalangan profesional.
Ketua Panitia Penyelenggara Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan Muh. Bakir menyampaikan bahwa tujuan utama webinar ini adalah memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pengtingnya memahami dan mengamalkan Ideologi Pancasila sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara sehingga berbagai problematika yang hadir pada bangsa ini mampu menyadarkan generasi muda terkait pentingnya menjadi agent of change demi terciptanya bangsa Indonesia yang lebih baik.
Sementara itu Dekan Fakultas Psikologi UNM bapak Dr. Muh. Daud, M.Si dalam sambutannya menyampaikan bahwa Webinar Nasional Psikologi Kebangsaan ini merupakan kegiatan yang sangat strategis, karena kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian hari kesaktian Pancasila. Pada momentum hari kesaktian Pancasila ini coba dimanfaatkan oleh para mahasiswa KKP di Polda Sulawesi Selatan dibawah arahan Pembimbing Bapak Dr. H. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si ingin memberikan gambaran dan pemahaman kepada generasi muda akan pentingnya mengambil nilai-nilai Pancasila untuk diaplikasikan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.


Dalam webinar ini tampil lima pembicara yang membahas tentang “Kesaktian Pancasila dalam Konteks Responsif Generasi Muda dengan Problem Kebangsaan” dalam berbagai perspektifnya masing-masing. Pembicara pertama Bapak Kombes Pol. E. Zulfan, S.I.K., M.Si (Kabid Humas Sul-sel) membawakan materi dengan tema “Peran Generasi Muda dan Media Terhadap NKRI di Era Industri 4.0”. Beliau menyampaiakn bahwa ada dua kekuatan utama yang sangat strategis membangun dan memajukan bangsa, yaitu: pertama generasi muda. Generasi muda adalah sebagai agent of change, agent of development, agent of modernization, building education, dan fighting spirit diharapkan tampil sebagai suatu power potensial untuk membangun NKRI terutama di era industry 4.0 ini. Kedua Media, bahwa media tidak bisa dipungkiri di era saat ini memiliki peran yang sangat luar biasa. Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Media mampu memengaruhi domain kognitif, afeksi dan perilaku masyarakat. Apalagi dengan kemajuan teknologi akses informasi menjadi sangat mudah diperoleh terutama di media sosial online. Oleh karena itu media sangat diharapkan ikut membangun stabilitas bangsa dan negara melalui berita/informasi yang transparan, objektif, dan konstruktif.


Sementara itu Dr. Sakka Pati, SH., MH (Dosen Fak. Hukum UNHAS) membawakan materi dengan tema “Pancasila Sebagai sumber Hukum Berbangsa dan Bernegara”. Beliau menyampaikan Generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia sepatutnya bersatu menjaga NKR, bersama mengamalkan nilai-nilai Pancasila untuk menjadi generasi pancasilais yang tangguh. Bapak Dr. H. Abd. Wahid, MA (Muballigh dan Akademisi) selaku pembicara kertiga dalam webinar ini ia menyampaikan bahwa pancasila memiliki keistimewaan sebagai dasar negara. Oleh karena itu Pancasila dapat dipandang sebagai suatu rahmat dan karunia bagi bangsa Indonesia yang patut diaplikasikan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila lahir dari sebuah ijtihad dari para tokoh bangsa The founding father dari kalangan ulama dan intelektual yang telah merumuskan pancasila sebagai dasar negara yang mampu merekatkan budaya dan agama.
Bapak Dr. H. Ahmad, S.Ag., S.Psi., M.Si (Dosen Fak. Psikologi UNM) dalam materinya yang berjudul “Pancasila, Generasi Cinta Damai dan Psychological Well-Being”. Beliau menyampaikan bahwa bahwa Pancasial sebagai dasar dan falsafah hidup seharusnya menjadi pedoman hidup dalam domain personal, social, dan domain kebangsaan. Ia menyampaikan bahwa pancasila sebagai falsafah hidup mampu membangun generasi muda sebagai generasi yang cinta damai, toleransi, beradab, beretika, kompeten dan berkemajuan. Dalam perspektif material- pancasila bersumber dari nilai-nilai kearifan local (local wisdom), spiritual dan religious yang sudah lama mengakar dalam tatanan kehidupan masyarakat nusantara. Secara histori Kerajaan-kerajaan dan Masyarakat nusantara terbukti mampu membangun peradaban yang tinggi dengan kekuatan kearifan local dan spiritual yang dimilikinya. Pada sisi lain Agama Islam yang masuk ke nusantara dengan sangat mudah beradaptasi dengan tradisi local nusantara. Oleh karena ada titik temu antara nilai-nilai kearifan local dan ajaran akhlak di dalam agama Islam sehingga terjadi akulturasi nilai yang bersesuaian. Karenanya Budaya dan agama sepatutnya tidak dipertentangkan tetapi justru ia menjadi kekuatan untuk membangun kedamaian dan kesejahteraan psikologis generasi bangsa. Sebagai bangsa Indonesia pancasila seharusnya tidak diragukan eksistensinya sebagai dasar dan falsafah negara. Karena secara histori nilai-nilai dari pancasila itu terbukti mampu membangun kedamaian dan kesejahteraan masyarakat.


Bapak Dr. Arqam Azikin, M.Si (Analis politik kebangsaan) selaku pembicara kelima menekankan bahwa dalam konteks NKRI mahasiswa sebagai generasi intelektual harus mampu membangun dan memperkuat karakter dan jati dirinya dari nilai-nilai pancasila. Walaubagaimanapun mahasiswa(generasi muda) merupakan kekuatan utama dalam mengawal sebuah bangsa. Dalam sejarah perjalanan bangsa kita pemuda memiliki peran yang sangat signifikan dalam setiap peralihan era. Sebut saja peran pemuda dalam memproklamirkan kemerdekaan (ingat peristiwa rengas dengklok), peralihan dari era orde lama ke era orde baru, peralihan dari era orde baru ke era reformasi. Ini semua karena kekuatan pemuda dan mahasiswa. Di era ini mahasiswa harusnya mampu membangun sejarah berkontribusi untuk bangsa mau dibawa kemana NKRI kedepan. Mahasiswa harusnya kritis dan berkarakter menjadikan pancasila sebagai pandangan hidup dalam menjaga NKRI dari berbagai ronrongan internal maupun eksternal.